Belum pernah merasakan dan
berkunjung ke Rumah Kopi Mukidi membuat saya dipertanyakan sebagai orang
Temanggung, karena banyak sekali yang bertanya kepada saya seperti apa sih Kopi
Mukidi itu?, dimana tempatnya? parahnya saya tidak tahu sama sekali. Kalau balik
ke temanggung ini menjadi sebuah prioritas untuk saya sambangi. Akhirnya di
liburan kemarin saya bisa mengunjunginya.
Hari itu adalah hari yang lumayan
melelahkan sebenarnya, dimana saya diminta teman untuk mengantar kesalah satu
tempat wisata yang ada di Temanggung yaitu Air Terjun Surodipo. Sambil
duduk-duduk melepas lelah dan menikmati keindahan air terjun, saya mengutarakan
keinginan saya kepada teman saya yaitu ingin sekali mencicipi Kopi Mukidi dan
pingin banget kesana karena mumpung lagi di Temanggung. Teman saya lumayan keberatan
saat aku mengajaknya karena untuk menuju ke Rumah Kopi Mukidi kita harus pindah
Gunung, yaitu dari kaki Gunung Prau dimana sekarang kita berada harus berpindah
ke kaki Gunung Sumbing dimana Rumah Kopi Mukidi berada dan itu akan memakan
waktu yang lama dan cukup melelahkan. Sesaat setelah keluar dari obyek air
terjun teman saya menawari “piye sido kopi Mudiki ora??” langsung saja aku
jawab “Ayo, sekalian capek”.
Rumah Mukidi berada di desa
Jambon, Gandurejo, Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung. Kalau dari arah Kota
Temanggung Rumah Kopi Mukidi ini tidak jauh-jauh amat sebenarnya, yaitu kita melewati
jalan Temanggung-Parakan dan setelah sampai rumah sakit Ngestiwaluyo Parakan ambil
jalan samping rumah sakit kearah Gunung Sumbing dan ambil jalan yang menuju ke
desa Jambon. Apabila pertama kali ke Rumah Kopi Mukidi kalian wajib bertanya
kepada warga kemana arah atau tempatnya karena kita tidak akan menemukan papan
petunjuk ataupun papan nama Rumah Kopi Mukidi. Saya saja harus 5 kali bertanya
ke warga, bahkan tersesat sampai pesawahan di lereng Gunung Sumbing.
![]() |
Dalam Rumah Kopi Mukidi |
Sesampainya di depan Rumah Kopi
Mukidi saya agak ragu sebenarnya, “benar ini atau bukan ya??” tapi kata seorang
bapak yang saya tanya benar ini rumahnya. Ternyata Rumah Kopi Mukidi tidak
seperti yang saya bayangkan dimana akan seperti kafe terdapat tempat duduk
banyak yang berjejer-jejer untuk para pengunjung dan terdapat banyak tulisan
ataupun hiasan-hiasan ala kafe yang dari luar akan sangat menarik pengunjung.
Rumah Kopi Mukidi ini seperti halnya rumah biasa, rumah warga yang tak ada
bedanya, rumah bercat hijau dengan meja bundar dan dua buah kursi di teras.
Dengan sedikit ragu saya dan teman saya memasuki teras rumah, pintu yang
terbuka sebelah membuat saya bisa melihat keramaian di dalam rumah, rumah inisedang
kedatangan tamu satu keluarga, sesaat ingin masuk tamu itu keluar dengan di
iringi oleh seorang laki-laki paruh baya dengan memakai ikat kepala ala orang
jawa, saat itu pula aku menebak oh ini pak Mukidi karena mirip sekali dengan
orang yang pernah saya lihat di salah satu acara setasiun televisi yang
menghadirkan Pak Mukidi. Saya melangkah mundur untuk memberi jalan orang-orag
yang keluar dari rumah ini sambil menebar senyum sehangat mungkin untuk menyapa
Pak Mukidi dan tamunya. Setelah para tamu meninggalkan rumah saya langsung
disambut oleh pak Mukidi untuk dipersilahkan masuk kerumahnya.
![]() |
Foto-foto potensi alam sekitar dan alat meracik kopi |
![]() |
Piagam milik pak Mukidi |
Melangkah masuk sambil
melihat-lihat isi rumah (sebenarnya gak sopan ya) saya meneliti isi rumahnya.
Suara pak Mukidi yang mempersilahkan saya duduk menghentikan mata saya
menglilingi isi rumah ini dan langsung memalingkan ke arah pak Mukidi. Saya
duduk di kursi dengan meja kotak yang sampingnya adalah etalase untuk memajang
bungkusan Kopi dan peralatan-peralatan membuat kopi.Setelah saya duduk pak
Mukidi pun berpamitan sebentar untuk Shalat karena waktu itu sudah mepet habis
waktu shalat Dzuhur dan menyuruh seorang cewek untuk menayakan kepada kami mau
pesan kopi apa. Langsung saja saya pesan Kopi Vietnam Drip dan teman saya memesan
Kopi Mokapot. Sambil menunggu kopi jadi saya berkeliling-keliling sambil
melihat-lihat foto-foto yang di pajang di dinding rumah. Terdapat foto-foto
potensi alam sekitar dan beberapa piagam penghargaan yang didapatkan oleh Pak
Mukidi serta kumpulan artikel dari Koran yang membahas tentang Pak Mukidi dan
Kopi temanggung yang sudah mendunia.
![]() |
menu Kopi yang disediakan |
![]() |
Pak Mukidi bersama 2 cewek yang membantu melayani para tamu dan pembungkusan kopi |
![]() |
Pisang Keju dan Kopi |
Setelah kopi jadi saya duduk
kembali dan mencicipi kopi Vietnam Drip yang kopinya asli dari Temanggung dan
rasanya sreeeppp nyuuutt bener-bener terasa sampai ubun-ubun, sedikit tapi
nagih untuk diminum terus. Saya lihat ekspresi teman saya setelah menyeruput
kopinya terlihat menggeleng-gelengkan kepalanya sambil berkata “nyutt tekan
sirah lek” maklum teman ku memang jarang minum kopi tanpa gula seperti yang dia
minum. Tak lama pak Mukidi datang sambil membawa pisang keju yang di hidangkan
kepada saya dan teman saya., ‘loh pak kita kan tidak pesan ini?” sepontan saya
nyeletuk “ini bonus yang sudah mau datang ke sini” saut Pak Mukidi, wah lumayan banget ini..perpaduan pas banget Kopi
dan pisang keju.
Sambil menikmati kopi pak mukidi
mulai bertanya-tanya tentang saya ya pertanyaan biasa sih, dari mana, rumahnya
mana dll. Sambil saya bertanya balik penasaran tentang mengap gak ada papan
petunjuk ke sini?? Pak Mukidi Pun menjawab “saya senaja memang tidak saya kasih
papan nama ataupun petunjuk jadi kalau kesini biar ada pengalaman kesasarnya
dan juga ada tatakramanya untuk menyapa orang-orang sekitar sini dengan
bertanya” owh....jadi ini tujuan pak Mukidi tidak memberi papan nama dan
petunjuk arah kerumahnya padahal banyak sekali yang berkunjung kerumah ini,
seperti tamu tadi sebelum saya datang yaitu pengunjung dari Magetan Jawa Timur
yang rela ke Temanggung untuk menikmati Kopi Temanggung yang Mendunia ini.
Lama-lama cerita-cerita kita
terus mencair dan mengalir mulai dari bahas Kopi Temanggung, Petaninya dan juga
Potensi yang diiliki Kabupaten ini. Dari cerita-cerita Pak Mukidi ini saya
mengetahui bahwa kualitas Kopi Temanggung juga berbeda-beda tidak semua dari
Daerah Temanggung mempunyai kualitas sama, tapi semua juga tergantung selera
dan kekhasan masing-masing, tapi Kopi Lereng Sumbinglah yang mempunyai kualitas
yang paling bagus, Kopi lereng Sindoro sebenarnya tidak kalah sama kopi Lereng
Sumbing tetapi aromanya sedikit berbeda. Berbeda lagi Kopi daerah dari
pegunungan Prau yang rasanya enak dan aromnya khas juga. Temanggung memang
mempunyai Potensi Kopi yang luar biasa.
Tak luput dari obrolan kita juga
Pak Mukidi memberikan cara bagaimana agar petani kopi Temanggung bisa lebih
maju dan berpenghasilan lebih daripada sebelumnya yaitu Petani Temanggung mulai
belajar mengelola kopi jadi atau mereka harus berani menjual kopi dalam bentuk
kopi sudah siap saji bukan lagi kopi yang dijual mentah atau kopi kering. Dalam
hitungannya menjual kopi jadi akan lebih menguntungkan dari pada menjual Kopi
kering. Untuk menghasilkan kopi yang bagus ternyta tidak hanya dari cara
membuat kopi saja tapi mulai dari merawat pohon kopi dan memupuknya. Apabila
perawatannya bagus dan pupuknya pas maka akan dihasilkan biji kopi yang bagus
pula.
![]() |
sosok Pak Mukidi yang gemar berbagi pengalaman dan bercerita |
![]() |
Selain Ngobrol potensi kopi kita
juga mengobrolkan tentang pameran kopi yang akhir tahun kemarin di laksanakan
digedung pemuda Temanggung, kita-pun saling berpendapat tentang pameran kopi
Temanggung yang kurang cocok sebenarnya kalau diadakan di gedung seharunya
diadakan di sebuah desa dengan potensi kopi dan wisata yang bisa ditonjolkan
agar bisa sekalian mempromosikan desa-desa yang nantinya ditempati untuk
pameran. Cerita dan obrolan kita sebebarnya tak sampai ini saja masih banyak
potensi Temanggung yang sejatinya banyak sekali dan akan menjadi luar biasa
untuk di kembangkan, saya sebagai anak asli Negeri Tembakau yang sekarang
Terkenal dengan Kopinya ini agak tersindir sebnarnya dengan obrolan-obrolan
ini, mengapa hanya bisa ngobrolin saja tidak bertindak dengan memperkenalkan
potensi Temanggung agar lebih mendunia seperti apa yang dilakukan Pak Mukidi
yang sudah mengenalkan Kopi Temanggung samapai dunia belahan barat. Semoga
cerita dan obrolan yang banyak ini tidak tersimpan saja
dalam angan-anganku, semoga saya bisa mewujudkannya suatu saat nanti.
10 Comments
Nyediain kopi kemasan yg bs dibawa pulang gak mas ini? Jadi pengen nyoba e
ReplyDeleteada mas,, bisa beli online juga ada webnya kpi mukidi..
Deletewah ternyata ada pesan via online juga, boleh minta alamat lengkapnya, mas?
Deleteke webnya aja mas kopimukidi.com atau no ini 087 719 052 174, 081 227 973 978
Deletewah baru denger ada namanya kopi mukidi. tapi keren sih pak mukidi namain kopinnya pake namanya sendiri. saya kira cuma ada kopi mukidi doang, ternyata ada banyak jenis kopi ya hehhe
ReplyDeleteiya mas...sebenarnya kopi mukidi itu produk kopi setengah jadinya Pak mukidi, ada yg masih butiran yg tinggal di giling atau ada juga yang dah jadi bubuk kopi jadi tinggal seduh
Deletewkwkwkwk Dibarin biar nyasaarrr....luwar biasah tenan pemikirane Pak Mukidi iki...ahah
ReplyDeleteGPS = Gunakan Penduduk Setempat, hahahgahga
Aku kok dadi penasaran dengan suasana warung kopi yang notabene gak kayak warung kopi pada umumnya, hahaha
iya mas..biar nambah cerita kalau ke Rumah Kopi Mukidi,
Deletejadi ini rumahnya beliau untuk produksi kopinya tapi juga disediakan juga yg mau ngopi disitu..jadi bisa ngopi cerita sama pak mukidi, liat proses buatnya juga
Sengaja nggak dikasih papan petunjuk biar punya pengalaman nyasar dan berinteraksi dengan penduduk lokal, idenya Pak Mukidi bagus juga nih. Yen ke Temanggung ajak mrono ya. Tapi karena dirimu wes tahu lokasine, jadi ojo disasarke hahaha.
ReplyDeletesiap saya antar kesana, ha ha ha "bocah ilang" kan biasa kesaasar, ternyata masih takut kesasar ha ha
ReplyDelete