Allah telah menurunkan aturan syari’at Islam sesuai dengan
apa yang dibutuhkann manusia, semua yang diperintahkan dan dilarang Allah itu
adalah sesuatu yang menjadikan kita menjadi makhluk yang benar-benar berbeda
dari makhluk lainnya. Serta hukum Allahpun bisa sangat fleksibel dan tidak
mempersulit bagi manusia, kalaupun hukum Allah itu dilanggar malah yang
melanggarlah yang akan mempersulit diri sendiri.
Dalam Alqur’an surat Al Haj Allah Berfirman :
“ Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kalitidak menjadikan
untuk kamu dalam suatu kesempitan”
Salah satu contoh ibadah Haji yang kelihatanya berat tetapi semua itu akan
menjadi mudah dikerjakan oleh orang-orang yang memang berniat untuk melaksankannya.
Dimana Haji memang sangat menuntut ibdah kita dari segi fisik, finansial dan
hati kita sendiri. Allah akan selalu melapangkan jalan hambanya kedalam sebuah
kebaikan.
Dan kita juga dituntut janganlah berlebihan dalam
menjalankan ibadah, kita selalu menjadi
orang yang profosional baik dalam bentuk ibadah. Sebaiknya amal adalah yang
selalu dilaksanakan dengan berkesinambungan dan tidak berlebihan, seperti apa
yang telah disabdakan rosullulah
“amal perbuatan yang lebih diacintai Allah adalah lestari
(kontinu) dan sederhana”
Kita juga tidak diperbolehkan terlalu ekstrim dalam
melakukan ibadah, semua kita lakukan semampu kita sehingga kita dapat ikhlas
dan khusuk dalam melakukan ibadah
Seperti hadis rosull
“Wahai manusia! Lakukanlah perbuatan yang kalian mampu
lakukanlah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengalihkan pahalanya hingga kalian
mengalihkan perbuatannya. Sesungguhnya sebaik-baiknya perbuatan adalah yang
dijalankan dengan konsisten (berkesinambungan).
Tidak diragukan lagi kita diturunkan ke dunia ini adlah
untuk beribadah kepada Allah dan balasannya nanti di akhirat. Namun demikian
Allahpun mengamanahi kita untuk membangun dunia dan menegakkan pondasi
kehidupan, apabila manusia hanya fokus ke akheratnya saja maka kehidupan
dunianya akan terbengkelai dan terjadilah ketimpangan kehidupan sehingga dapat
mengganggu amal dan perbuatan oranglain di untuk dunia maupun akhirat.
Sikap proposional pada masa Nabi terlihat dalam kisah yang
terjadi dimna beberapa sahabat nabi kembali dari perjalanan dan menemui Rosulullah
mereka berkata “ kami tidak pernah menemukan seseorangpun yang lebih baik
darimu selain si A, ia berpuasa di siang hari disaat kami beristirahat ia lebih
memilih melakukan shalat hingga kami selesai. Lalu Rosul bertanya “ siapakah
yang memberinya nafkah?” merekapun menjawab “kami semua” Rosul berkata “Kalian
lebih baik darinya”
Disini terlihat bahwa kita sebaiknya bersikap proposional
dalam beragama, dimana kita seimbangkan dunia dan akhirat dengan beribadah da
bekerja semampu kita.
0 Comments